Jumat, 16 Agustus 2013

Taman Bunga Nusantara Cipanas


Saat itu saya bekunjung ke Taman Bunga Nusantara bersama Mamah, Ade Via dan Encek 
 Taman Bunga Nusantara (TBN) banyak memiliki beragam koleksi bunga yang indah dan segar, mulai dari tanaman untuk iklim tropis maupun untuk iklim dingin, bahkan tidak hanya bunga yang berasal dari Indonesia, bunga yang berasal dari seluruh dunia pun ada. Selain menyegarkan mata, kita juga akan mendapatkan banyak wawasan baru mengenai bunga. 
 TBN terletak di Desa Kawung-luwuk Kecamatan Sukaresmi Cipanas-Cianjur, dengan luas lahan 35 hektar, Taman Bunga Nusantara menyajikan keindahan dan pesona bunga serta alam yang tertata apik. Berdiri sejak 10 tahun silam tepatnya pada tanggal 10 September 1995, taman display pertama di Indonesia ini dilengkapi dengan berbagai koleksi tanaman bunga yang terkenal dan unik di seluruh dunia. 
 Untuk menuju ke TBN, waktu yang bisa ditempuh dari Jakarta lebih kurang 2 sampai 3 jam (normalnya, kalo macet yah bisa 4-5 jam dr Jakarta). Melalui jalan raya puncak, sampai melewati puncak pass, dan belok kiri ke arah Perumahan Kota Bunga. Dari persimpangan ini jaraknya hanya 9 km.tapi waktu saya kesana jalannya agk rusak jadi agak kurang nyaman :( . tapi itu semua akan terbayar saat saya memasuki taman bunga. saat itu musim hujan jadi cuacanya sangat sejuuuk dan membuat perasaan nyaman :). 
Saat memasuki pintu utama kita langsung disuguhi keindahan tanaman bunga yang dibentuk menyerupai burung merak. Pada ekornya disusun berbagai jenis tanaman bunga beraneka warna, burung merak ini memiliki daya tarik tersendiri untuk dilihat. Tidak jauh dari burung merak terdapat jam raksasa yang disusun pula dari berbagai jenis tanaman bunga. Jangan dikira jam raksasa ini hanya pajangan belaka ternyata jam ini bergerak dan berdentang setiap jam. 
 Selain sebagai sarana rekreasi TBN juga dipakai sebagai kebun percobaan dengan berbagai jenis bunga dan tanaman tertentu yang berasal dari daerah subtropis dan negara-negara beriklim dingin di Eropa, Amerika, dan Australia. Ada berbagai macam taman khusus yang ditampilkan di TBN, mulai dari taman air, taman mawar, taman Perancis, taman rahasia (labirynth), taman bali, taman mediterania, taman palem, dan taman gaya Jepang. Ditunjang pula dengan fasilitas seperti rumah kaca, danau angsa, rafflesia mini theater, gazebo, alam imajinasi, lokasi piknik, amphitheater (panggung terapung) kereta datto, mobil wira-wiri, menara pandang, poliklinik, nany’s galleria dan penunjang lain bagi anda yang ingin mengadakan acara di halaman rumput yang luas. Apabila Anda datang ke Taman Bunga Nusantara, Anda akan memiliki sejuta kenangan akan keindahan keanekaragaman tanaman bunga yang tidak bisa dijumpai di tempat lain. 
(IP) HARGA TIKET MASUK : Rp 25.0000 per orang

Rabu, 14 Agustus 2013

AWESOMES GREEN CANYON

Objek wisata mengagumkan ini sebenarnya merupakan aliran dari sungai Cijulang yang melintas menembus gua yang penuh dengan keindahan pesona stalaktif dan stalakmitnya. Selain itu daerah ini juga diapit oleh dua bukit, juga dengan banyaknya bebatuan dan rerimbunan pepohonan. Semuanya itu membentuk seperti suatu lukisan alam yang begitu unik dan begitu menantang untuk dijelajahi. Untuk mencapai lokasi ini wisatawan harus berangkat dari dermaga Ciseureuh. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan perahu tempel atau kayuh yang banyak tersedia di sana. Jarak antara dermaga dengan lokasi Green Canyon sekitar 3km, yang bisa ditempuh dalam waktu 30-45 menit. Sepanjang perjalanan kita akan melewati sungai dengan air berwarna hijau tosca. Mungkin dari sinilah nama Green Canyon berasal. Begitu terlihat jeram dengan alur yang sempit yang sulit dilewati oleh perahu berarti sudah sampai di mulut Green Canyon, di mana airnya sangat jernih berwarna kebiru-biruan. Di sinilah awal petualangan menjelajah keindahan objek wisata ini dimulai. Dari sini wisatawan dapat melanjutkan perjalanan ke atas dengan berenang atau merayap di tepi batu. Disediakan ban dan pelampung bagi yang memilih untuk berenang. Meski harus menempuh cara seperti ini, perjalanan dijamin sepenuhnya aman. Bahkan untuk anak-anak 6 tahun ke atas cukup aman untuk menyusuri aliran sungai dengan menggunakan ban dan dipandu oleh pemilik perahu yang disewa. Perjalanan akan terus berada dalam cekungan dinding terjal di kanan kiri aliran sungai. Dinding-dinding untuk menyajikan keindahan tersendiri, yang paling unik berbentuk menyerupai sebuah gua yang atapnya sudah runtuh. Selain itu di bagian atas beberapa kali pengunjung akan melewati stalaktit-stalaktit yang masih dialiri tetesan air tanah. Setelah beberapa ratus meter berenang, akan terlihat beberapa air terjun kecil di bagian kiri kanan yang begitu menawan. Jika diteruskan berenang maka pengunjung akan sampai pada ujung jalan, di mana terdapat gua yang dihuni oleh banyak kelelawar. Alur aliran sungai ini cukup panjang, sehingga pengunjung dapat berenang sepuas-puasnya sambil mengikuti arus dari air terjun. Selain pemandangan indah di atas permukaan air, Green Canyon akan menjadi surga tersendiri bagi yang suka menyelam. Tinggal membawa beberapa alat selam, pemandangan menakjubkan cekungan-cekungan di dalam air siap untuk ditelusuri dan dinikmati, lengkap dengan beragamnya ikan-ikan yang berenang ke sana kemari di dasar lubuk. Bagi yang suka menantang adrenalin, dapat meloncat dari sebuah batu besar dengan ketinggian 5m ke dasar lubuk yang dalam. Bagi Anda yang benar-benar ingin menikmati keindahan objek wisata Green Canyon harus paham dengan musim-musimnya. Karena saat terbaik untuk bisa menikmati keindahaan objek wisata ini adalah beberapa saat setelah masuk musim kemarau. Karena jika pada musim hujan, dikhawatirkan deras sungai dan warna airnya pun akan menjadi coklat. Sebelum Anda memutuskan untuk ke Green Canyon, sebaiknya terlebih dahulu menyiapkan uang tunai yang cukup. Pasalnya, disana tidak ada bank atau ATM. Untuk ATM, tempat penginapan dan fasilitas akomodasi yang lengkap bisa Anda dapatkan di Pangandaran. Untuk akses berperahu, disana tersedia armada perahu yang cukup banyak. Ada sekitar 100 unit perahu yang dapat mengantarkan Anda untuk menelusuri objek wisata ini. Pada setiap perahu akan dilengkapi seorang juru dan tugas untuk memandu anda dalam perjalanan. Rute perjalanan yang harus ditempuh untuk menuju Green Canyon yaitu : Dari JAKARTA dan BANDUNG, Anda bisa mengikuti Rute Arah ke Jawa Tengah dengan melalui Kota Tasik-Ciamis Kota-Kota Banjar- Pangandaran. Dari JAWA TIMUR dan JAWA TENGAH, Untuk JAWA TIMUR anda dapat menuju Arah JAWA TENGAH terlebih dahulu, lalu dilanjutkan untuk mengambil jalur ke Jawa Barat dengan mengikuti jalur Arah (Purworejo-Kebumen-Wangon-Banjar- Pangandaran-Ciamis). Bagi Anda yang menggunakan kendaraan umum, tentunya tidak usah repot memikirkan rute. Karena sopir akan membawa Anda Langsung ke Pangandaran(Green Canyon). Tapi yang perlu diperhatikan yaitu tempat Anda menginap disana, anda bisa memilih penginapan yang terdapat di hotel-hotel yang tersedia banyak di Pangandaran atau bisa juga menginap di objek wisata Batukaras yang sangat berdekatan sekali dengan Green Canyon. TIKET MASUK OBJEK WISATA GREEN CANYON (CUKANG TANEUH) a. Tiket Perahu/Parkir Rp. 125.000,- b. Tiket Pejalan Kaki 1(satu) Orang Rp. 13.000,- c. biaya Guide (akan menuntun kita ke tempat yang oke untuk berenang dan body grifting ) Rp. 100.000/ 30 menit Selamat Menikmati Liburan akhir pekan dengan Keluarga Anda, Kunjungi dan Nikmati Potensi Objek Wisata Kabupaten saya yaitu Ciamis, dan objek wisata lainnya yang ada di sekitarnya, yang tidak kalah menariknya dengan Green Canyon. Yipppiiiiiii

Kamis, 25 Juli 2013

about make up

dahulu memakai Makeup untuk orang kebanyakan perihal yang sulit. tapi kalo akhir-akhir ini trend Makeup semakin berkembang lhoo.... tapi hati-hati yah semakin berkembangnya permintaan pasar semakin juga beredar "bajakan" alias palsu.. kalo menurut aku sih jangan percaya sama yang namanya segala jenis makeup yang berjudul "kawe" /KW. hihihi.
seperti ini guys


hijab






bahan silky dan sangat nyaman.. for sale!!



I'm at Sempu Island
The Hidden Paradise of Indonesia


Senin, 18 April 2011

EMPAT TEORI SISTEM PERS

I. PEMBAHASAN

Pada saat banyak pihak mulai melihat arti pentingnya penelaahan yang serius dan sistematis terhadap arus informasi antara Negara, salah satu kondisi yang paling awal terlihat adalah hadirnya berbagai system pers yang berbeda- beda di berbagai belahan dunia. Sebelum kita beranjak lebih jauh, ada baiknya kita singgung sebentar apa yang dimaksud dengan system pers. System sendiri bias didefinisikan sebagai kesatuan yang tersusun atas bagian-bagian dan komponen-komponen yang meskipun masing-masingnyamemiliki fungsi sendiri-sendiri, saling bergantung dan berhubungan demi tercapainya tujuan yang desepakati bersama.

A.EMPAT TEORI PERS

Dalam perbandingan system pers, dikenal adanya pembagian system pers menurut tipologi klasik. Tipologi ini disebut klasik karena ialah yang mendasari terbentuknya tipologi-tipologi lain. Menurut tipologi ini system pers yang ada di dunia dibagi dalam 4 sistem pers besar, yaitu:

1. Sistem Pers Otoriterian

Sistem ini dianggap sebagai sistem yang paling tua dan banyak dipakai sebagai landasan bagi pengontrolan Negara terhadap pers di banyak Negara.

Ada beberapa asumsi filosofis dasar yang melandasi terbentuknya system ini. Emnurut kaum otoritarian manusia tidak akan mencapai potensi yang sepenuhnya apabila berdiri sendiri sebagai individu. Manusia hanya akan tampil maksimal apabila ia menjadi bagian dari masyarakat dan Negara. Oleh karenanya peran Negara menjadi sangat penting. Negara adalah puncak dari ekpresi dan keinginan manusia. Dan akhirnya Negara menjadi sesuatu yang memilki kekuasaan untuk menentukan tujuan dan cara pencapaian tujuan suatu masyarakat.

Mengenai kebenaran dan pengetahuan, teori ini berpendapat bahwa kebenaran tidak dapat diperoleh oleh semua orang. Hanya “orang-orang yang bijak” sajalah yang dapat menemukan kebenaran. Orang-orang yang mampu menemukan kebenaran inilah yang lalu memimpin Negara atau setidaknya menjadi penasehat pemimpin Negara. Kaum otoritarian percaya bahwa Negara adalah elemen terpenting dalam sustu masyaraakt, maka peranan pers pun diarahkan untuk menunjang tujuan itu. Agar peran itu dapat terwujud maka dibutuhkan bentuk-bentuk pengontroaln terhadap aktifitas pers.

Ada beberapa bentuk pengendalian pers. Cara pertama, adalah dengan memberikan paten-paten ekslusif kepada individu-individu yang dipercaya oleh pemerintah untuk menjalankan fungsi pers. Para pemegang paten tersebut diperbolehkan mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya dari usaha pers yang dia lakukan, namun dengan satu syarat yaitu jangan mengguncangkan pemerintah. Bila syarat tersebut dilanggar maka lisensi si pelanggar akan dicabut. Cara ini di Inggris pada abad XVI dan dianggap sangat efisien karena tidak terlalu membutuhkan banyak dana. Yang harus dilakukan pemerintah adalah melakukan pengontrolan dengan ketat terhadap kegiatan pers tersebut.

Cara ini berjalan denganbaik selama 200 tahun di Inggris dan mencapai masa kejayaannya. Namun seiring berjalannya waktu, system control ini berakhir karena persainga bisnis pers suadah semakin tajam. Ketika para wartawan mulai merasakan bahwa gaji mereka dapatkan tidak cukup, sementara tidak ada alternative tempat bekerja selain perusahaan pemegang paten, mualilah mereka terlibat dalam penerbitan-penerbitan yang melawan hukum. Pada abad XVII mereka menemukan kelompok-kelompok politik dan keagamaan yang mampu membiayai mereka menerbitkan pamphlet-pamflet illegal yang isinya menghujam system paten.

Cara kedua adalah melalui sensor. Cara ini diambil karena penerbit dianggap tidak cukup dipercaya untuk menyeleksi sendiri karya-karya yang diterbitkan. Untuk itulah karya-karya penerbitan tertentu seperti politikdan agama diserahkan dulu kepada pemerintah sebelum diterbitkan. Pada abad XVI pekerjaan ini tidaklah sulit karena pada waktu itu jumlah penerbitan masih sedikit. Namun pada abad XVII pekerjaan penyensoran menjadi rumit karena jumlah bahan yang dipublikasikan semakin banyak. Pekerjaan penerbitan menjadi terhambat hanya karena lamanya proses penyensoran. Penerbit menjadi tidak sabar. Kondisi ini semakin parah ketika surat kabar menjadi alat penyebar informasi yang utama. Tekanan deadline harian menjadikan penyensoran menjadi semakin tidak mungkin dilakukan.

Cara pengontrolan pers yang ketiga adalah melalui pendakwaan di pengadilan. Cara ini dipakai belekangan setelah cara paten dan sengor tidak lagi mempan dilakukan. Dua landasan hukum yang dipakai untuk menuntut pihak penerbit adalah pasal penghianatan dan pasal penghasutan (sedition).

Kendatipun contoh-contoh yang disebutkan di atas seluruhnya mengacu pada pengalaman beberapa abad yang lalu, pola piker serupa terus berkembang sampai abad dua puluh ini.

II. Sistem Pers Libertarian

Bertolak belakang dengan kaum otoritarian, filsuf-filsuf libertarian berpendapat bahwa manusia adalah insane yang rasional dan memiliki tujuan sendiri. Manusia mampu mengatur hidupnya sendiri dan tahu tentang apa yang menjadi tujuan hidupnya. Oleh karena itu, tujuan individu sangat dihargai. Bahkan dikatakan bahwa tercapainya tujuan individu adalah merupakan tujuan akhir, tujuan manusia, masyarakat, dan Negara. Kaum libertarian dengan tegas membantah pernyataan bahwa Negara adalah ekpresi tertinggi dari individu. Mereka mengakui bahwa Negara memang dibutuhkan, tapi fungsi itu, maka Negara dianggap gagal dan oleh karenanya ahrus diubah secara drastis.

Kepercayaan yang besar kepada individu ini berpengaruh pula pada pendapat mereka terhadap hakekat kebenaran. Menurut mereka sumber kebenaran terdapat pada individu. Maka sekali saja kita membungkam individu untuk bicara, maka kita telah membungkam satu sumber kebenaran. Jadi kebebasan individu untuk mengemukakan pendapatnya sangat dihargai. Kebenaran yang sejati diperoleh melalui kompetisi opini yang terbuka antar individu.

Dalam system libertarian dikenal cara control terhadap pers yang dinilai secara natural, yaitu apa yang disebut “proses pelusuran sendiri”. Caranya adalah dengan membiarkan public mengonsumsi pemberitaan yang mungkin saja sebagian benar, sebagian salah atau mengandung kedua-duanya. Public dianggap dapat dipercaya untuk memilih yang benar dan meninggalkan yang salah. Sehingga hal-hal yang salah secara alamiah akan tersingkir dengan sendirinya. Cara lain juga sering dipakai adalah melalui jalur pengadilan. Melalui pengadilanlah suatu perkara pers dipituskan. Apakah ia menjalankan kebebasannya secara proposional ataukah tidak.

Dalam system ini, pers harus dilepaskan sejauh mungkin dari kemungkinan menghadapi pembatasan. Termasuk didalamnya soal pemilikan pers. Siapapun yang memiliki cukup modal dan berkeinginan mendirikan usaha pers,pemerintah tak boleh menghalangi-halanginya. Demikian pula dengan arus informasi antar Negara. Pemerintah tak boleh mengalangi aktivitas wartawan asing ataupun penyebaran informasi asing di dalam negeri. Kecuali fitnah atau informasi yang dapat mengancam keselamatan atas kebebasan itu sendiri, praktis tak ada pembatasan boleh dikenakan.

III. Sistem Pers Tanggung Jawab Sosial

Sistem pers tanggung jawab social merupakan pengembangan dari system pers libertarian. Munculnya system pers tanggung jawab sosial ini dilandasi oleh satu pemikiran bahwa pers tidak saja memiliki kebebasan dalam mengungkapkan suatu fakta sosial namun harus pula bertanggung jawab terhadap masyarakat mengenai apa yang ia ungkapkan. Sebuah pers yang bebas adalah pers yang bebas dari segala bentuk paksaan namun tidak bebas dari rasa tanggung jawab. Pers yang bebas adalah pers yang dalam menjalankan kebebasannya itu dituntunoleh etika-etika tertentu.

Perbedaan utama antara kaum libertarian dan kaum yang berorientasi pada tanggung jawab sosial adalah dalam hal derajat kebebasan yang diberikan: bila yang pertama percaya pada kebebasan mutlak, yang kedua percaya pada kebebasan bersyarat.

Para pengkritik pers libertarian melihat dengan jelas behwa ketika pers berkembang menjadi bisnis raksasa, maka yang menjadi kepentingan utama adalah kepentingan bisnis. Jadi, yang dipentingkan adalah bagaiman mencapai keuntungan financial sebesar-besarnya. Para pengkritik teori libertarian menganggap bahwa seandainya pers dibiarkan bebas tanpa control, mereka dengan sendirinya akan melayani masyarakat luas. Tidak pula terbukti bahwa masyarakat pembaca cukup kritis untuk memilih hanya tawaran-tawaran media yang untuk jangka panjang, membawa kesejahteraan bersama.

Pelaksanaan dari system pers tanggung jawab sosial misalnya menyelenggarakan organisasi-organisasi non- pemerintah yang komposisi anggotanya terdiri dari berbagai wakil masyarakat dan pers sendiri, yang berfungsi dalam hal pengawasan sepak terjang pers. Belakangan ini dibuat pula kode etik industry film (1930), kode etik radio (1937), dan kode etik industri televisi (1952), yang rancangannya secara jelas menekankan tuntutan agar dunia pefilman, radio, dan televisi member sajian sesuain kepentingan, kesenangan dan keperluan masyarakat. Terlepas dari segala bentuk pengendalian tersebut, harus selalu dicatat bahwa intervensi pemerintah tetap ditekan seminim mungkin.

IV. sistem Pers Soviet-Komunis

Kaum soviet menuduh bila terjadi kebebasan pers, maka yang akan diuntungkan adalah kaum borjuasi yang memiliki sarana media massa. Kebebasan pers menurut mereka, hanya dapat diselenggarakan dalam masyarakat tanpa kelas. Kebebasan pers yang hakiki hanya dapat dicapai hanya apabila Negara dan kelas lenyap sehingga dengan demikian lenyap pulalah pemilikan terhadap alat-alat produksi.

Sensor pemberitaan dilakuakn oleh partai dengan asumsi bahwa media massa harus bertanggung jawab kepada rakyat yang diwakili oleh anggota partai. Partai melakukan sensor dengan cara: pertama, menempatkan departemen penerangan dan agitasi di redaksi-redaksi surat kabar. Ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa merekalah orang yang paling mengerti tentang ajaran-ajaran komunisme. Kedua, adalah dengan mengeluarkan sejumlah besar arahan-arahan yang menentukan bahan apa yang harus muncul dalam media massa dan bagaimana menyajikannya bahkan dengan disertairinciannya yang sangat detail. Ketiga, ialah dengan kritik dan penilaian oleh partai kepada pers. Ini dilakukan dengan kritik berjenjang. Penerbit-penerbit tingkat atas mengkritik penerbit-penerbit yang lebih rendah darinya dan seterusnya. Dengan cara inilah isi media massa ditentukan partai. Bukan untuk menyajikan fakta tapi lebih sebagai terompet penyambai doktrin-doktrin partai.

II. KESIMPULAN

Menurut tipologi klasik, system pers di dunia ini dibagi dalam 4 sistem pers besar, yaitu: sistem pers otoritarian, system pers Libertarian, Sistem pers Tanggung Jawab sosial dan system pers Soviet-Komunis.sistem pers Soviet-Komunis dipandang sebagai perwujudan lain dari system pers otoritarian; sementara system tanggung jawab sosial merupakan respons dari system libertarian.

III. DAFTAR PUSTAKA

· Ade Armando, Sistem Komunikasi Internasional, Pusat Penerbtan Universitas Terbuka, Jakarta, 2001

Kamis, 11 Juni 2009